Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meninjau dua perusahaan gas, yakni Genting Oil Kasuri dan Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, Rabu (11/6/2025).
Usai kunjungan tersebut, Bahlil mengatakan Indonesia akan memiliki Floating Liquified Natural Gas (FLNG) terbesar di Indonesia dan terbesar ke-9 di dunia.
Baca Juga: Bahlil Tepis Dugaan Tambang di Raja Ampat Terafiliasi dengan Jokowi
Bahlil menyebut bahwa berdasar laporan manajemen Genting Oil Kasuri, FLNG tersebut sudah mencapai 53% dan dirinya akan mengirimkan tim ke China untuk mengecek pembuatan kapal yang menampung proyek gas alam cair terapung itu.
"Itu floating LNG terbesar di Indonesia dan menurut laporan dari mereka ke sembilan di dunia. Tapi itu akan kita validasi progresnya. Saya akan kirim tim untuk melakukan kunjungan ke pabrik dimana mereka lagi bangun sekarang, yaitu di Cina," ujar Bahlil, dikutip dari siaran pers Kemenerian ESDM, Kamis (12/6).
Pada Juni 2024, Genting Group melalui anak perusahaannya, PT Layar Nusantara Gas, menandatangani perjanjian dengan Wison New Energies untuk pembelian FLNG dengan kapasitas 1,2 juta ton metric ton per annum (mtpa) senilai USD962,8 juta.
Baca Juga: Bahlil Bongkar Alasan Prabowo Cabut Izin Tambang 4 Perusahaan di Raja Ampat
Baca Juga: Senator dari Papua Barat Daya Angkat Bicara soal Kerusakan Lingkungan di Raja Ampat
Nantinya, FLNG tersebut akan mendapatkan pasokan gas dari proyek Asap Kido Merah (AKM) milik Genting Oil Kasuri yang diproyeksikan akan memproduksi gas sebesar 330 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 330 juta standar kaki kubik per hari mulai tahun 2027.